Selasa, 23 Maret 2010

RISET DESKRIPTIF

Analisis Penerapan Financial Leverage Terhadap Peningkatan Earning Per Share (studi kasus : PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.)

Rina Intani, Mahasiswi Gunadarma
PI. Jurusan D3-Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 2007

ABSTRAKS

Analisis financial leverage menjelaskan tentang bagaimana pembelanjaan dana dapat dilakukan agar memberikan efek yang menguntungkan terhadap laba per lembar saham (EPS).

Metode yang digunakan adalah indifference point (titik kesamaan) titik dimana EBIT dapat menghasilkan EPS yang sama pada berbagai alternatif pembelanjaan dan metode ini juga dapat menentukkan bagaimana sebaiknya pemenuhan kebutuhan modal diperoleh.

Adapun tujuan penulis dalam penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar earning per share (EPS) yang akan digunakan dan Untuk mengetahui peningkatan Earning per Share melalui analisis financial leverage jika tingkat earning before interest and tax (EBIT) berubah? Dan untuk mengetahui penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa perhitungan earning per share (EPS) yang dihasilkan relatif stabil yaitu sebesar 2.5/lbr saham dan Analisis financial leverage dengan menggunakan metode indifference point menunjukkan perubahan laba per lembar saham atau Earning per Share (EPS) sebagai akibat perubahan earning before interest and tax (EBIT) pada PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Selama ini banyak hal yang muncul di Bursa Efek yang mencerminkan belum menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi sahamnya tanpa dilakukan analisis terlebih dahulu. Masih banyak investor yang menggunakan perkiraan semata dalam melakukan investasi. Cara demikian, jelas berisiko dan cenderung tidak menguntungkan, karena perlu dipikirkan resiko dalam memilih saham yang ditawarkan. Jika ingin melakukan investasi di Pasar Modal maka dana yang dikehendaki, kita investasikan dan harus ada tujuan investasi yang jelas, target yang akan dicapai dan wahana dalam Pasar Modal. Investor yang melakukan penanaman modal dalam bentuk saham diharapkan melihat kecenderungan perkembangan harga saham dan besarnya volume perdagangan saham di Bursa Efek, sebagai salah satu indikator yang penting guna mempelajari kinerja suatu perusahaan.

Dalam proses pengambilan keputusan investasi, seorang investor pada akhirnya memerlukan suatu informasi akuntansi guna menilai, mengevaluasi, dan memprediksi keadaan keuangan perusahaan serta layak tidaknya investor menginvestasikan dananya pada saham perusahaan tersebut. Maka perusahaan tersebut harus mengambil keputusan dari berbagai alternatif dengan metode yang ada.

Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai alternatif dengan metode pembelanjaan adalah untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa tersebut.

Dalam profitabiltas, stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh oleh suatu perusahaan akan menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak. Suatu perusahaan yang mempunyai “earning” yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai “earning” tidak stabil akan menanggung resiko tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat membayar angsuran-angsuran utangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang buruk, sehingga dapat memperkecil pendapatan per lembar saham. Dalam financial leverage penggunaan sumber dana tetap yang memiliki beban tetap seperti hutang jangka panjang dan modal saham dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka Penulis merumuskan masalah pada penulisan ilmiah ini adalah bagaimana perhitungan earning per share (EPS) yang akan dihasilkan PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. untuk memperbesar pendapatan per lembar saham dan bagaimana peningkatan Earning per Share melalui analisis financial leverage sebagai akibat perubahan earning before interest and tax (EBIT) .

3. Batasan Masalah

Dari uraian diatas maka penulis membatasi pembahasan dengan hanya melakukan analisis financial leverage menggunakan metode indifference point yaitu : antara hutang dengan saham biasa. Data yang diteliti dibatasi hanya untuk tahun 2004-2006.

4. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu terhadap rumusan masalah diatas,maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui berapa besarnya earning per share (EPS) yang akan dihasilkan PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

b. Untuk mengetahui peningkatan Earning per Share melalui analisis financial leverage sebagai akibat dari perubahan earning before interest and tax (EBIT).

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang diperoleh yaitu diantaranya:

a. Dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai perhitungan financial leverage terhadap earning per share pada PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. dan dapat membuka wawasan terhadap keadaan dunia kerja yang sesungguhnya serta dapat mencoba untuk mempraktekkannya terhadap teori-teori yang pernah diterima selama pendidikan.

b. Bagi peniliti sendiri dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana berpikir ilmiah, selain itu dapat juga memberikan pengetahuan bagi penulis tentang bagaimana menerapkan teori mengenai financial leverage ini kedalam praktek lapangan.

METODE PENELITIAN

1. Objek Penelitian

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Yang berkantor di Gedung Ariobimo Sentral Lantai 12, Jl. H . R. Rasuna Said X-2 kav.5, Jakarta 12950.

Perseroan berkedudukan di Jakarta dan didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH, Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01 Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi mi instan yang meliputi pembuatan mi dan pembuatan bumbu mi instan serta pengolahan gandum menjadi tepung terigu. Fasilitas produksi untuk produk mi instan terdiri dari 14 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk bumbu mi instan terdiri dari 3 pabrik di pulau Jawa dan untuk pengolahan gandum terdiri dari 2 pabrik di Jakarta dan Surabaya yang didukung oleh 1 pabrik kemasan karung tepung di Citereup.

2. Data atau Variabel yang Digunakan

Data-data yang digunakan dalam analisis ini diperoleh dari Laporan Keuangan berupa nilai obligasi, jumlah lembar saham, nilai bunga, dan EBIT (earning before interest and tax) dari PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Serta metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode indifference point, metode antara hutang dengan saham biasa .

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data, diperoleh melalui :

Penelitian kepustakaan (Library Research), penelitian ini dilakukan diperpustakaan Universitas Gunadarma dan Universitas lainnya dalam rangka mendapatkan data sekunder, yaitu dengan cara mempelajari buku-buku wajib yang berhubungan dengan penulisan ini.

2. Data sekunder

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah ada atau yang telah dikumpulkan pihak lain, dalam hal ini diperoleh melalui Bursa Efek Jakarta dan Website perusahaan tersebut.

a. Alat Analisis yang Digunakan

Setelah semua data dan informasi yang dibutuhkan diperoleh, penulis melakukan analisis terhadap data tersebut dengan menggunakan metode indifference point, yaitu:

b. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yaitu Adanya perhitungan melalui rumus-rumus yang akan digunakan dalam perhitungan analisis financial leverage untuk meningkat earning per share dengan menggunakan metode indifference point.

1. Metode Indifference Point Antara Hutang Dengan Saham Biasa

Perbedaan tingkat earning before interest and tax (EBIT) akan mempunyai ”income effect” yang berbeda terhadap earning per share (EPS) pada berbagai perimbangan pembelanjaan atau ”financial mix”. Misalnya pada suatu tingkat earning before interest and tax (EBIT) tertentu, suatu perimbangan pembelanjaan hutang-saham biasa (atau leverage factor) mempunyai ”income effect” yang paling besar terhadap EPS dibandingkan dengan perimbangan yang lain.

Untuk dapat mengetahui perimbangan pembelanjaan yang mana yang mempunyai ”income effect” yang terbesar terhadap earning per share (EPS) pada setiap tingkat earning before interest and tax (EBIT), maka perlulah ditentukan lebih dahulu ”indifference poin” antara berbagai perimbangan pembelanjaan tersebut. Analisa ”indifference point” ini sering pula disebut ”analisa EBIT-EPS”.

x ( 1 –t ) ( X – C ) ( 1 – t )

----------------- = -----------------------

S1 S2

Keterangan :

X : EBIT pada titik indifference point

C1 : Jumlah bunga obligasi dinyatakan dalam rupiah

T : Tingkat pajak perseroan

S1 : Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan dana dipenuhi dengan hanya menjual saham baru

S2 : Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau tambahan dana dipenuhi dengan hanya mengeluarkan obligasi baru bersama-sama dengan pengeluaran saham baru.

PEMBAHASAN

1. Data Objek Penelitian

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi mie instan yang meliputi pembuatan mie dan pembuatan bumbu mie instan serta pengolahan gandum menjadi tepung terigu. Fasilitas produksi untuk produk mie instan terdiri dari 14 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan untuk bumbu mie instan terdiri dari 3 pabrik di pulau Jawa dan untuk pengolahan gandum terdiri dari 2 pabrik di Jakarta dan Surabaya yang didukung oleh 1 pabrik kemasan karung tepung di Citereup

2. Hasil Penelitian dan Analisis

Perhitungan dengan menggunakan metode Indifference Point

Tahun 2004

Jumlah dana yang diperlukan : Rp 5.031.970.000,-

EBIT : Rp 2.098.330.000,-

Tahun 2005

Jumlah dana yang diperlukan : Rp 3.682.426.000,-

EBIT : Rp 1.662.497.000,-

Tahun 2006

Jumlah dana yang diperlukan : Rp 2.192.123.000,-

EBIT : Rp 1.975.709.000,

Maka indifference point pada alternatif I dan alternatif III :

x (1 - t) = (x - c) (1 - t)

S1 S2

0,5x = 0,5x (x – 100.639.400)

50.319.700 30.191.820

0,5x (30.191.820) = 50.319.700 (0,5x - 50.319.700)

15.095.910x = 25.159.850x – 2.532.072.208.090.000

10.063.940x = 2.532.072.208.090.000

x = 2.532.072.208.090.000

10.063.940

= 251.598.500 Tingkat EBIT pada indifference Point

Perhitungan Indifference Point antara Hutang dan Saham Biasa

Indifference point antara hutang dan saham biasa tahun 2005

Kesimpulan :

Dari tabel diatas maka pada tingkat EBIT Rp 1.662.497.000 alternatif yang mempunyai efek pendapatan yang terbesar terhadap EPS adalah alternatif I dimana EPSnya adalah Rp 35.95/ lembar.

Maka indifference point pada alternatif I dan alternatif III :

x (1 - t) = (x - c) (1 - t)

S1 S2

0,5x = 0,5x (x – 73.648.520)

36.824.260 22.094.556

0,5x (22.094.556) = 36.824.260 (0,5x - 36.824.260)

11.047.278x = 18.412.130 – 1.356.026.124.547.600

7.364.852x = 1.356.026.124.547.600

x = 1.356.026.124.547.600

7.364.852

= 184.121.300 Tingkat EBIT pada indifference Point

Pembuktian:

Perhitungan Indifference Point antara Hutang dan Saham Biasa

Indifference point antara hutang dan saham biasa tahun 2006

Kesimpulan :

Dari tabel diatas maka pada tingkat EBIT Rp 1.975.709.000 alternatif yang mempunyai efek pendapatan yang terbesar terhadap EPS adalah alternatif I dimana EPSnya adalah Rp 73.44/ lembar.

Maka indifference point pada alternatif I dan alternatif III :

x (1 - t) = (x - c) (1 - t)

S1 S2

0,5x = 0,5x (x – 43.842.460)

21.921.230 13.152.738

0,5x (13.152.738) = 21.921.230 (0,5x - 21.921.230)

6.576.369x = 10.960.615x – 480.540.324.712.900

4.384.246x = 480.540.324.712.900

x = 480.540.324.712.900

4.384.246

= 109.606.700 Tingkat EBIT pada indifference Point

Perhitungan Earning Per Share (EPS)

386.918.000

Tahun 2004 = ------------------ x 100% = Rp. 313.

123.283.265

124.018.000

Tahun 2005 = ------------------ x 100% = Rp. 137

90.219.437

661.210.000

Tahun 2006 = ------------------ x 100% = Rp. 1231

53.707.013.5

Hasil perhitungan diperoleh nilai Earning per Share tahun 2004 sebesar Rp. 313,- per lembar sahamnya, tahun 2005 sebesar Rp. 137,- per lembar sahamnya, tahun 2006 sebesar Rp. 1231,- per lembar sahamnya yang artinya pendapatan yang didapat untuk per lembar saham tahun 2004 sebesar Rp. 313,- per lembar sahamnya, tahun 2005 sebesar Rp. 137,- per lembar sahamnya, tahun 2006 sebesar Rp. 1231,- per lembar sahamnya. Dalam tahun 2004 dan 2006 terjadi peningkatan pendapatan per lembar saham yang di sebabkan oleh peningkatan laba bersih perusahaan. Sedangkan penurunan terjadi pada tahun 2005 disebabkan oleh penurunan laba bersih perusahaan terhadap modal rata-rata tertimbang perusahaan.

Perhitungan Tingkat Financial Leverage Dari Tahun 2004-2006

Pengaruh Financial Leverage dapat menunjukkan perubahan laba per lembar saham atau Earning per Share (EPS) sebagai akibat perubahan earning before interest and tax (EBIT) sehingga dengan meningkat Earning per Share (EPS) dan DFL nya diperkirakan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahaan dalam jangka periode satu tahun maupun lebih meningkat pula sehingga posisi harga saham perusahaan diperkirakan dapat meningkat minat investor untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan. Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap seperti hutang, modal saham

dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

D EPS / EPS

DFLx = ------------------------

D EBIT / EBIT

137 –313

-------------------

313

DFL2004 = ----------------------------

1.662.497 2.098.330

-----------------------------

2.098.330

-176 -435.833

DFL2004 = ---------------- X ----------------

313 2.098.330

DFL2004 = -0,562 X -0,207

DFL2004 = 0,116

1231 –137

-------------------

137

DFL2005 = -----------------------------

1.975.709 1.662.497

-----------------------------

1.662.497

1094 313.212

DFL2005 = ---------------- X ----------------

137 1.662.497

DFL2005 = 7,985 X 0,188

DFL2005 = 1,501

313–1231

-------------------

1231

DFL2006 = ----------------------------

2.098.330 - 1.975.709

-----------------------------

1.975.709

-918 122.621

DFL2006 = ---------------- X ----------------

1231 1.975.709

DFL2006 = -0,745 X 0,062

DFL2006 = -0,046

Tingkat Financial Leverage

Tahun

EPS

EBIT

DFL

2004

313

2.098.330

0,116

2005

137

1.662.497

1,501

2006

1231

1.975.709

-0,046

Hasil perhitungan diatas DFL tahun 2004 sebesar 0,116, DFL tahun 2005 sebesar 1,501, DFL tahun 2006 sebesar -0,046, berarti pada tahun 2004 bahwa perubahan satu persen earning before interest and tax (EBIT) atas nilai earning before interest and tax (EBIT) tahun 2004 yaitu Rp. 2.098.330, telah mengakibatkan penurunan Earning per Share (EPS) 0,116 pada tahun berikutnya. Pada tahun 2005 bahwa perubahan satu persen earning before interest and tax (EBIT) atas nilai earning before interest and tax (EBIT) tahun 2005 yaitu Rp. 1.662.497, telah mengakibatkan peningkatan Earning per Share (EPS) 1,501 pada tahun berikutnya.. Pada tahun 2006 bahwa perubahan satu persen earning before interest and tax (EBIT) atas nilai earning before interest and tax (EBIT) tahun 2006 yaitu Rp. 1.975.709, telah mengakibatkan penurunan Earning per Share (EPS) -0,046 pada tahun berikutnya.

Rangkuman

Berdasarkan analisis financial leverage pendapatan earning per share (EPS) yang telah dihitung yang diambil dari tahun 2004 sampai 2006, maka analisis secara keseluruhannya adalah :

  1. Berdasarkan perhitungan Earning per Share (EPS) dihasilkan dengan menggunakan metode indifference point relatif stabil dari tahun ke tahun yaitu sebesar 2,5/lbr sahamnya.
  1. Secara keseluruhan Earning per Share terjadi penurunan tahun 2005 yang berarti pendapatan yang diperoleh para pemegang per lembar saham terjadi penurunan tetapi kecenderungan EPS meningkatkan dari tahun 2004 dan 2006. Penurunan yang terjadi disebabkan oleh turunnya penjualan ataupun oleh naiknya beban-beban usaha yang dikeluarkan.
  2. Analisis financial leverage dengan menggunakan metode indifference point menunjukkan perubahan laba per lembar saham atau Earning per Share (EPS) sebagai akibat perubahan earning before interest and tax (EBIT) dan memiliki kecenderungan menurun yang tidak signifikan terjadi tahun 2006 yaitu sebesar -0,046, terlihat dari turunnya earning before interest and tax (EBIT) perusahaan pada PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

Menurut penulis Besar nya earning per share (EPS) yang dihasilkan relatif stabil yaitu sebesar 2.5/lbr saham, artinya income effect / pendapatan dari berbagai perimbangan (mix) dan berbagai alternatif pembelanjaan terhadap pendapatan pemegang saham sama atau dinamakan dengan “indifference point”.

karena earning before interest and tax (EBIT) lebih tinggi daripada earning before interest and tax (EBIT) pada titik kesamaan (indifference point) sebaiknya pembelanjaan yang dilakukan adalah dengan menggunakan hutang (obligasi).

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Besar nya earning per share (EPS) yang dihasilkan relatif stabil yaitu sebesar 2.5/lbr saham, artinya income effect / pendapatan dari berbagai perimbangan (mix) dan berbagai alternatif pembelanjaan terhadap pendapatan pemegang saham sama atau dinamakan dengan “indifference point”.

b. Analisis financial leverage menunjukkan perubahan laba per lembar saham atau Earning per Share (EPS) sebagai akibat perubahan earning before interest and tax (EBIT) dan memiliki kecenderungan menurun yang tidak signifikan terjadi tahun 2005, terlihat dari turunnya earning before interest and tax (EBIT) perusahaan pada PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

2. Saran

Dari kesimpulan yang didapat, maka saran yang dapat diberikan adalah agar perusahaan menggunakan metode indifference point untuk menghasilkan tingkat earning before interest and tax (EBIT) yang sama besar dengan tinkat earning per share (EPS) nya.

Selain itu untuk menjadi bahan pertimbangan bagi PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Untuk menentukan alternatif pembelanjaan dan lebih meningkatkan lagi earning before interest and tax (EBIT) supaya perusahaan dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar daripada beban. Dan pembelanjaan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan hutang (obligasi), karena earning before interest and tax (EBIT) lebih tinggi daripada earning before interest and tax (EBIT) pada titik kesamaan (indifference point).

Dalam financial leverage penggunaan sumber dana tetap yang memiliki beban tetap seperti hutang jangka panjang dan modal saham dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Dra. Farah Margaretha, M.E, Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan, PT. Grasindo, Jakarta

Dr. Suad Husnan M.B.A, 1997, Manajemen keuangan 2 teori dan penerapan (keputusan jangka pendek), MP YKPN, Yogyakarta.

, 1998,Manajemen keuangan teori dan penerapan, MP YKPN, Yogyakarta

Keown Martin Petty Scott, JR, 2002, Manajemen Keuangan (Prinsip-Prinsip dan Aplikasi), PT. Indeks, Jakarta